8 Peluang Bisnis Rumahan di Desa

 

Hidup di desa bukan berarti nggak bisa berkembang ya, karena jaman sekarang potensi desa sudah bisa berkembang sangat pesat. Kalau kita teliti sebenarnya sudah banyak desa yang mempunyai hasil kerajinan tangan khas daerah masing-masing, dan jika dikelola dengan baik bisa menjadi peluang bisnis rumahan di desa yang bisa mensejahterakan masyarakatnya.


Peluang Bisnis Rumahan Di Desa

1. Kerajinan Jaring Ikan

Sudah turun temurun bisnis ini ada di daerah tempat tinggal saya, karena memang masih banyak terdapat kali dan bengawan jadi sangat membutuhkan jaring ikan ini.


Proses awal pembuatan jaring ikan ini sangat mudah, jaring di potong-potong sesuai ukuran yang diperlukan lalu lanjut ke proses pemberian timbulan (potongan bata) dan pemberat atau gandik (gandik biasanya terbuat dari tanah liat yang dibentuk tabung kecil ) setelah itu baru digunakan untuk mencari ikan di kali atau di bengawan.


Kegiatan membuat jaring ini biasanya disebut nimbuli (memasang timbulan) dan warga desa biasanya bisa mendapat penghasilan tambahan dari menjadi buruh pembuatan jaring ini. Nimbuli biasanya dilakukan setelah pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu juga mencuci selesai.


 

2. Pengrajin Gandik

Kita tadi sudah membahas pembuatan jaring yang tak bisa lepas dari gandik yang juga diproduksi di daerah tempat tinggal saya. membuat gandik sepertinya terlihat mudah tapi prosesnya sebenarnya agak lama.


Pertama-tama haluskan tanah lempung, kalau jaman dulu masih menghaluskan dengan cara manual yaitu diinjak-injak dengan kaki sambil diberihkan kotoran yang menempel seperti kerikil ataupun ranting pohon. Tapi jaman sekarang sudah ada mesin penghalus tanah jadi pengrajin tinggal pesan tanah lempung yang sudah halus.


Proses selanjutnya membentuk tanah menjadi bentuk tabung kecil sesuai kebutuhan. Setelah itu ditusuk untuk membuat lubang lalu dijemur di bawah terik matahari selama beberapa hari. Kalau sudah kering baru dibakar, proses ini hampir mirip dengan pembuatan gerabah ya teman.


Sebagian warga biasanya menjadi buruh pembuatan gandik hanya di proses pembuatan tabung gandik saja. Untuk proses penjemuran sampai selesai dilakukan oleh pemiliknya sendiri.


 

3. Mengiris Bata

Peluang bisnis rumahan di desa berikutnya ialah mengiris bata. bata ini digunakan sebagai bahan timbulan untuk jaring ikan, bata yang digunakan disini ialah bata bekas pabrik pembuatan sandal jepit. Para ibu biasanya menjadi buruh pengiris bata menjadi bahan baku timbulan jaring, bata ini diiris menggunakan pisau yang tajam menjadi bentuk persegi panjang kecil lalu ditusuk dengan besi bekas spak sepeda yang sudah dipanaskan sampai berlubang.


Mengiris bata ini lumayan membutuhkan tenaga lho teman soalnya bata bentuknya agak keras, kalau pisau yang digunakan kurang tajam bakal makin susah jadi harus menggunakan pisau yang tajam. Lalu kita juga harus berhadapan dengan panasnya bara arang untuk memanaskan besi. Tapi kalau sudah terbiasa ya jadi biasa aja.


 

4. Membuat Songkok atau Kopyah




Saat ini makin banyak pengrajin songkok atau kopyah atau peci hitam ada di daerah saya, tugasnya juga bermacam-macam. Ada yang bertugas membuat pola jahitan motif batik atau corak yang ada di dalam peci, ada yang bertugas merakit kopyah hingga setengah jadi.


Selain itu ada juga yang bertugas mengelem karton/koran dengan kain untuk dalaman kopyah yang kemudian diberi corak dengan menggunakan mesin jahit. Selain menggunakan karton atau koran, pengrajin kopyah ada juga yang menggunakan karpet tipis jadi tugas karyawannya hanya menggunting karpet seperti pola kopyah.


5. Membuat Sepatu Waring

Tinggal di area sawah dan tambak membuat kreatifitas warga berkembang salah satunya menciptakan sepatu yang terbuat dari waring. Sepatu waring ini biasanya digunakan para bapak-bapak untuk ke sawah atau tambak, gunanya agar kaki tidak menginjak keong sawah dan sebagainya.


Cara membuatnya waring yang berwarna hijau dipotong-potong sesuai pola sepatu, lalu di jahit menyerupai sepatu. Karyawan dibagi menjadi beberapa tugas, ada yang bertugas menggunting pola, ada yang bertugas menjahit pola tersebut menjadi sepatu, ada yang bertugas membuat lubang tali sepatu. Semua bisa dikerjakan dirumah masing-masing ya jadi kalau tugas sudah selesai tinggal setor aja.

 

6. Menganyam Jala

Area persawahan di sekitar tempat tinggal saya ketika musim hujan berubah menjadi tambak, jadi jala sudah menjadi sahabat saat musim ikan tiba. para pria tua ataupun muda rata-rata bisa menggunakan jala untuk mencari ikan atau udang di tambak atau di kali. Seringnya mereka membuat jala sendiri dengan cara menganyam pakai benang nylon dan pacoban (alat untuk menganyam jala, terbuat dari bambu yang dibentuk sedemikian rupa untuk melilitkan benang nylon). 


Membuat jala membutuhkan waktu yang lama bisa sampai berbulan-bulan karena memang dikerjakan di waktu senggang, kalau tidak digunakan sendiri "bakalan jala" ini bisa dijual dengan harga yang lumayan mahal, mulai dari satu juta keatas tergantung besar kecilnya bakalan jala ini. (bakalan jala ialah anyaman jala yang belum dipasangi timah sebagai pemberat).


7. Pengrajin Cincin Jala / Tampang (Timah)

Di desa saya juga terdapat pengrajin cincin jala / tampang, karena kebutuhan penggunaan timah sebagai pemberat jala atau disini biasa disebut tampang, bukan tampang wajah ya hihi. 


Proses pembuatan tampang yaitu pertama-tama timah dipanaskan sampai mencair lalu dituang ke dalam cetakan, tunggu hingga dingin lalu dirapikan tepiannya agar tidak tajam. tampang yang sudah jadi bentuknya seperti rantai tapi umumnya berbentuk bulat.


8. Konveksi Baju Seragam Sekolah

Ibu-ibu yang pandai menjahit selain menjahit baju biasa ada juga yang menjahit baju seragam sekolah milik konveksi. Tugasnya juga bermacam-macam, ada yang bertugas membuat kerah baju saja, ada juga yang bertugas merangkai kerah dengan bajunya. Selain itu ada juga yang bertugas hanya memasang kancing baju.


 

Jadi tinggal di desa bukan berarti bakal tertinggal lho teman, ada banyak peluang bisnis rumahan di desa yang bisa kita kerjakan. Asal kita kreatif akan ada banyak peluang usaha rumahan di desa yang bisa menjadi potensi penghasilan tambahan untuk diri sendiri, bahkan kalau bisa berkembang kita juga bisa membuat lapangan pekerjaan untuk banyak orang.


Biarpun masih bisnis skala kampung tapi berbagai kerajinan tangan ini bisa mempunyai pasar yang sangat luas bisa merambah ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memasarkan produk kerajinan khas daerah kita tersebut.

Fionaz
Fionaz Hanya manusia biasa yang berusaha jadi bermanfaat untuk sesama. Seorang freelance writer dan blogger, untuk kerja sama bisa dihubungi melalui email: fionazisza03@gmail.com

20 komentar untuk "8 Peluang Bisnis Rumahan di Desa"

Comment Author Avatar
Di desa bisa berbisnis juga dan didukung dengan digital marketing bisa meluas untuk pemasarannya.
Makin sukses utk semua home industry
Comment Author Avatar
Setuju banget nih. Di desa tetap bisa membuka usaha dan bisnis. Jadi gak harus ke kota untuk menjadi sukses.
Comment Author Avatar
Membaca info ini jadi ikut membayangkan kegiatan warga desa yang produktif sekali mengelola bisnis rumahan masing2 ataupun yg menjadi karyawannya. Semoga hasil produksinya jg dapat memenuhi kebutuhan 'pasar' di luar desanya ya, mba.
Comment Author Avatar
Wow, sebenernya banyak ya peluang usaha di desa. Kalau ada pendampingan, lalu mereka pasarkan secara online juga, sepertinya bisa lebih maju karena menjangkau pasar yang lebih luas.
Comment Author Avatar
siapa bilang kalau mau bisnis harus ke kota, sebenarnya didesa juga banyak peluang asal dimanfaatkan dengan baik apalagi pasar sekarang sudah online. terbuka luas deh peluangnya
Comment Author Avatar
Kerajinan jaring ikan unik banget ya Mbak,, bs buat menambah penghasilan. Jd sehabis menyelesaikan pekerjaan rumah, masyarakat bs nimbuli ya Mbak
Comment Author Avatar
Ada ragam jenis kegiatan yang menghasilkan bisa dikerjakan di desa ya. Jadi tetap produktif sambil juga beraktivitas, sehingga tetap bergerak.
Comment Author Avatar
Mbak tinggal dimana kah?
Kenapa banyak kata yang terdengar asing buatku?
waring? gandik?
Comment Author Avatar
usahanya unik2 ya. khas desa banget. tapi kayanya yg penjahit itu yg masih laris banget sampe sekarang. krluarga besarku ada yg penjahit dan banyak bgt langganannya
Comment Author Avatar
Saya juga pengen tinggal di desa dan punya usaha, pulsa, toko buku dan ngeblog biar lebih fokus. Kok kayaknya enak ya, adem ayem biaya hidup juga lebih murah. Untuk ide bisnis memang sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat ya Mba...
Comment Author Avatar
Usaha konveksi seragam cocok nih di kampung. Sebab kalau beli di kota jauh dan harganya lumayan. Kalau bisa Pesen sendiri lebih terjangkau deh.
Comment Author Avatar
Di daerah saya cukup banyak pohon bambu, makanya banyak yang bikin anyaman juga. Sayangnya produk anyaman banyak yang kalah sama plastik, jadinya mereka memilih gulung tikar dan jadi buruh tani.
Comment Author Avatar
Di dekat rumahku di desa Tirtomoyo, itu ada pengrajin bata 2 tempat. Bata hitam sih kayaknya. Dan emmang cukup laris juga karena hampir setiap hari produksi.
Comment Author Avatar
Membuat Bisnis di desa berbeda dgn di kota ya mbak
kebanyakan klo di desa itu bisnis kerajinan ya mbak
Comment Author Avatar
Waah aku baru tau ada beberapa jenis usaha seperti ini di desa. Mungkin ini desa nelayan atau yg dekat pantai ya mbak. Soalnya baru tau ada pengrajin usaha ini.
Comment Author Avatar
setiap bisnis dan usaha yang ada di desa atau kampung pasti sangat berguna banget asal pandai membuat dan menjualkan ke pasar
Comment Author Avatar
Kayaknya penjual es campur juga lumayan nih peluangnya Kalau dibuka di desa. Karena kan orang pasti pada butuh yang seger-seger kalau lagi panas.
Comment Author Avatar
Wah ide yang menarik kak. Sebenarnya sederhana ya, tapi merupakan kebutuhan masyarakat sekitar. Jadi berpeluang cuan, deh..
Comment Author Avatar
pengrajin timah boleh dicoba :D pasti bakal seru bangettt
Comment Author Avatar
banyak banget sebenarnya peluang, tergantung kita mau menangkap peluang tersebut atau membiarkannya lolos. beberapa kali malah aku yang tinggal di desa pengen buka bisnis rumahan dengan mengajak para tetangga untuk ikut menjalankan bisnis itu