Fakta Fast Fashion dan Dampak Serius pada Kesehatan Lingkungan

 

Global warming

Belakangan ini tidak sedikit masyarakat yang menggandrungi dunia fast fashion. Hal ini didukung dengan semakin banyaknya online shop yang bermunculan demi mempermudah masyarakat untuk mendapatkan fashion item yang mereka inginkan.

Fast fashion ialah istilah yang digunakan oleh industry tekstil dengan berbagai model fashion yang silih berganti dalam waktu singkat. Fast fashion mengusung model desain yang mengikuti tren dengan waktu produksi yang singkat. Industry ini punya target untuk memenuhi pasokan busana di tiap gerainya dalam waktu yang cepat dan dengan biaya produksi yang rendah.

Ciri-ciri fast fashion, antara lain:

  • selalu mengikuti tren terbaru
  • memasarkan produk di pasaran dengan segera
  • punya retail yang tersebar di seluruh dunia jadi bisa menjangkau semua kalangan
  • menawarkan model fashion yang banyak dan selalu berubah-ubah dalam jumlah terbatas
  • ada kebutuhan untuk menghubungkan permintaan pelanggan dengan desain, pengadaan, produksi, dan distribusi.

 

Dampak Fast Fashion

Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan industry fast fashion ini meliputi:

  • Menimbulkan gaya hidup konsumtif bagi masyarakat. Strategi bisnis fast fashion ialah membuat produk dengan kuantitas terbatas untuk barang tertentu, dimana strategi ini umumnya sukses membuat konsumen berlomba-lomba untuk memilikinya.
  • Ketergantungan energy tak terbarukan, sebagian besar industry fast fashion mengandalkan bahan bakar fosil untuk memberikan daya pada fasilitas manufaktur mereka.
  • Penggunaan air yang berlebihan, industry fast fashion menggunakan sekitar 97 meter kubik air setiap tahun untuk menghasilkan bahan baku melimpah untuk pemenuhan kebutuhan pasar.
  • Menghasilkan limbah plastik dan serat sintetis, untuk menekan biaya produksi kebanyakan industry fast fashion menggunakan serat sintetis sebagai bahan baku pakaiannya.

Menilik dari berbagai efek buruk yang dihasilkan oleh industry fast fashion terhadap lingkungan, tentunya kita harus sesegera mungkin menyadari kalau dampaknya tidaklah main-main untuk kesehatan lingkungan kita.

Sebut saja gurun Atacama, Chile. Yang sudah menjadi salah satu tempat pembuangan pakaian bekas yang berkembang pesat di dunia, berkat produksi massal pakaian bergaya dan murah. Fenomena ini kemudian menghasilkan begitu banyak limbah yang sulit terurai, hingga PBB menyebutnya sebagai Darurat Lingkungan dan Sosial bagi planet kita. 

 

Perubahan Iklim yang Semakin Ekstrim

Bumi ini semakin panas, inilah satu hal yang kita rasakan setiap harinya. Memasuki bulan-bulan akhir di tahun ini, rasanya cuaca lebih panas dari pada sebelum-sebelumnya. Yang umumnya di bulan-bulan akhir ini kita sudah bertemu dengan musim hujan, tapi sekarang ini tidak lagi. Panas ekstrim ini tidak hanya dirasakan pada orang yang tinggal di perkotaan saja, yang tinggal di kampung seperti saya juga merasakan hal yang sama. Bahkan suhu udara di tempat tinggal saya bisa mencapai 38-39°

Tentunya masih segar dalam ingatan saat terjadi kebakaran padang Savana di gunung Bromo beberapa waktu yang lalu? Pemicunya memang karena kelalaian manusia, kemudian didukung dengan udara yang panas dan kering membuat kebakaran semakin meluas hingga membakar 504 hektar.

Yap, kita sudah memasuki masa hangat atau juga disebut El Nino. El Nino sendiri merupakan fenomena Suhu Muka Laut (SML) yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya. Jadi kalau curah hujan berkurang, kondisi alam pun menjadi lebih kering.

 

Dampak Perubahan Iklim dan Bagaimana Solusinya?

Sebagai #MudaMudiBumi kita memiliki peran penting dalam upaya penanganan perubahan iklim dan juga upaya perlindungan hutan demi keselamatan #UntukmuBumiku

Dampak nyata pemanasan global sudah kita rasakan selama ini. Kerusakan lingkungan akibat kurangnya kesadaran kita menjaga lingkungan, mulai dari permasalahan fast fashion yang dari waktu ke waktu sukses menyumbang sampah fashion yang belum juga menemukan solusinya. Cuaca panas yang ekstrim ini bisa jadi pemicu kebakaran hutan dan lahan yang terus saja terjadi dari tahun ke tahun.

Lalu dampaknya bagi kesehatan karena cuaca panas yang ekstrem ini bisa menyebabkan imun tubuh menurun sehingga mudah terserang penyakit, beberapa keluhan yang banyak dialami di cuaca seperti ini seperti flu, batuk, sakit tenggorokan, demam, sakit kepala, dll.

Solusi menangani perubahan iklim yang paling sederhana bisa kita mulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil yang dilakukan secara konsisten seperti:

  1. Mengurangi menggunakan fast fashion, mulailah menganut slow fashion, beli pakaian dengan model yang long lasting, dengan begitu kalian tidak perlu sering-sering belanja pakaian. dan kalian tinggal pandai-pandai memadupadankan out fit yang kalian punya untuk tetap terlihat up to date.
  2. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi, kita bisa mulai memanfaatkan transportasi public seperti kereta, bis, atau angkutan umum lainnya.
  3. Mematikan peralatan listrik saat tak digunakan, jangan lupa mencabut colokan listrik saat sudah tidak digunakan lagi dan matikan lampu saat tidak digunakan.
  4. Menghemat penggunaan air, bersyukurlah saat kita masih bisa menikmati air bersih sehari-hari karena di belahan bumi lain ada banyak yang terpaksa mengkonsumsi air yang kurang layak karena susahnya sumber air bersih. Tentunya kita tidak ingin anak cucu kita nantinya merasakan
  5. Menerapkan 3R (reduse, reuse, recycle), mengurangi penggunaan barang yang berpotensi menjadi sampah, memakai lagi barang untuk menfaat lain, dan mendaur ulang barang demi menjaga lingkungan.
  6. Menanam pohon, pohon merupakan sumber kehidupan. Pohon bantu menyaring udara menjadi lebih bersih karena mampu menghasilkan oksigen dan mengurangi karbondioksida, membantu menahan laju air dan erosi, dan menjaga kesuburan tanah. Dengan begitu banyaknya manfaat pohon untuk kehidupan kita, jadi mulailah tergabung dengan gerakan menanam pohon skala besar.
  7. Sebagai generasi muda kita bisa berperan aktif dalam pemenuhan menekan efek Gas Rumah Kaca (GRK) dengan cara turut aktif pada agenda-agenda pengendalian perubahan iklim, seperti transisi energy dengan mendorong penggunaan sumber energy yang terbarukan dan ramah lingkungan.

Lingkungan hijau


Sebagai generasi muda, sudah seharusnya kita #BersamaBergerakBerdaya menangani perubahan iklim dan perlindungan hutan. Berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, penggunaan teknologi dan inovasi, kolaborasi dan solidaritas, serta tegas dalam upaya melawan perubahan iklim dan deforestasi. Generasi muda adalah kekuatan penting dalam perjuangan melindungi lingkungan, dan harapan-harapan ini dapat membantu membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.

Perubahan iklim memang tidak bisa dicegah, tapi setidaknya resiko terhadap kehidupan manusia dan makhluk bumi lainnya bisa diminimalisir. Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan #TeamUpForImpact 


Fionaz
Fionaz Hanya manusia biasa yang berusaha jadi bermanfaat untuk sesama. Seorang freelance writer dan blogger, untuk kerja sama bisa dihubungi melalui email: fionazisza03@gmail.com

Posting Komentar untuk "Fakta Fast Fashion dan Dampak Serius pada Kesehatan Lingkungan"