Liburan Hemat Penutup Tahun 2019 Yang Sempurna
Holaa..
2 hari di akhir tahun saya seharian menyibukkan diri berkutat dengan kerjaan rumah dan menyelesaikan beberapa artikel yang udah ngendon di laptop, niatnya sih ngelarin semua tugas tahun ini biar saat pergantian tahun nanti tugasnya udah ganti yang baru gitu.
Jadi seharian saya berhasil buat 3 artikel. bisa di baca di ;
Daftar kontribusi Freeport Indonesia untuk Papua
Destinasi Wisata Di Puncak Bogor Yang Wajib Di Kunjungi
Kesenian Tanjidor Pucangro
Memang nggak semua langsung mikir hari itu juga sih, karena 2 dari 3 artikel itu ada yang udah saya draf beberapa hari yang lalu jadi tinggal eksekusi aja.
Akhirnya setelah bersusah-susah seharian, di hari terakhir tahun 2019 saya sekeluarga juga di temani beberapa sepupu jalan-jalan, sebenarnya acaranya dadakan juga sih karena dari awal libur semester kemarin udah rencana jalan tapi nyatanya ada aja kendala dan hari ini baru kesampaian. Setelah malam sebelumnya berembug ditentukan tujuannya mengeksplor Tuban yang berjuluk bumi wali.
Pagi sekali saya bangun buat masak makanan yang mau di bawa bekal nanti, drama masak pagi ini juga heboh banget, setelah nasi saya masukkan ke rice cooker ternyata tombol cook nya nggak bisa nyala. Jadi di masak secara manual dan akhirnya masak nya sederhana aja nasi jagung, lauknya ceker pedas dan ikan asin layang di masak pakai cabe dan tomat, menu ini sengaja di minta para personel tim hore.
Setelah siap kami berangkat, tujuan pertama ke pantai Sowan jarak rumah saya dengan pantai sekitar 91 Km, berangkat jam 9 kami pun sampai jam 11, cuaca yang sedikit mendung membuat suasananya jadi adem tapi takut kalau nantinya hujan bakal turun, karena ini kali ke dua saya datang ke sini, saat pertama kali ke Sowan imlek bulan februari itupun nggak bisa puas menikmati pemandangan karena belum lama malah turun hujan deras. Jadi kami terpaksa pindah tempat.
Sampai di pantai kami langsung terjun ke pasir dan air laut, karena saya mengajak si bayi jadi nggak bisa leluasa panas-panasan takut dia kepanasan atau terlalu banyak terpapar angin laut. Saya memilih duduk di bawah pohon rindang yang banyak tumbuh di sekitaran pantai. Sebagai emak-emak pemburu spot-spot kece jadi selama kakak Abell dan kakak Rere main pasir ya emak satu ini bersama para sepupu langsung foto-foto deh.
Di Pantai Sowan banyak ditumbuhi pohon Klampis yang rapat dan teduh, rumput-rumput kecil yang tumbuh semakin membuat keren suasana. Setelah selesai berenang di pantai pasir putih kami pindah ke pantai karang masih dalam satu lokasi, sebelum eksplor lagi kami sempatkan makan siang bekal yang kami bawa.
Setelah makan baru kami turun ke pantai karang, biarpun air laut relatif tenang tapi kaki harus hati-hati saat menginjak karang, takut karangnya ada yang tajam dan melukai kaki. Lagi-lagi karena takut si baby terpapar sinar matahari jadi saya dan pak su cukup memperhatikan anak-anak dari pinggir aja sambil duduk di cabang pohon yang melengkung.
Puas menikmati pantai kami pindah ke area out bound. Wahana di area ini lumayan banyak, ada sepeda gantung, permadani terbang, flying fox, wall climbing, kereta kelinci, mandi bola, area memanah, ATV dll. Sepupu saya yang naik ATV, kakak Rere minta naik wall climbing tapi sedang tidak ada petugas jaga jadi di tutup. Ah kasian dia, padahal kakak sudah lama ingin naik wall climbing tapi belum kesampaian.
Puas menikmati pantai pasir putih, pantai karang dan area out bound. Sekitar jam 14.30 kami pun berpindah tempat, di perjalanan kami mencari referensi wisata mana yang bisa kami kunjungi sebelum pulang ke Lamongan. Sempat tertarik dengan review teman di kampung warna yang ada di Tuban, karena setau saya kampung warna adanya di Malang. tapi akhirnya tujuan kami ke klenteng Kwan Sing Bio aja.
Di perjalanan ternyata kami melewati Kampung warna tersebut, dari jalan raya yang terlihat ya dinding rumah warga yang warna warni itu aja. Memang di artikel yang saya baca, kampung ini dulunya kampung kumuh kemudian di cat ulang dengan banyak warna jadi sekarang lebih berwarna.
Nggak jadi penasaran kami melanjutkan perjalanan ke Klenteng lagi, ini jelas kedatangan saya untuk yang kesekian kalinya. Saya sudah beberapa kali datang ke sini tapi nggak pernah bosan untuk menikmati keindahan Klenteng yang terbesar di Tuban ini.
Mobil kami langsung menuju parkir belakang dan kami berjalan ke taman belakang, anak-anak berpencar ada yang ke depan ada juga yang menikmati keindahan patung-patung termasuk patung laksamana perang yang memiliki rekor tertinggi se Asia.
Jujur saya selalu di buat terkagum dengan sikap saling toleransi dalam beragama di sini, karena biarpun kami berada dalam kompleks Klenteng tapi untuk menghormati pengunjung muslim di sini juga di sediakan musholla yang berada di sebelah parkiran lengkap dengan tempat wudhu dan toilet nya.
Cerita tentang keindahan Klenteng akan saya bahas secara terpisah ya..
Setelah puas mengunjungi klenteng kami bergegas masuk mobil dan pergi ke Alfamart terdekat karena sepupu saya mau membeli pisang, dari depan sudah banyak orang berkerumun, ternyata ada kontes tari jadi ya lumayan lah hiburan gratis sembari nunggu yang beli pisang.
Rencana terakhir, kami ingin membeli minuman legen(air nira) khas Tuban. Di sekitaran jalan memang banyak yang berjualan legen dan ental tapi nggak semua enak tentunya. Saya pernah beli di desa Tunah pas malam hari saat perjalanan pulang dari ekplor Tuban bulan Juli sebelum melahirkan baby Hazel. Waktu sampai di rumah si penjual udah malam kan, saya yang sedang hamil tua plus duduk di kursi paling belakang mini bus membuat saya sedikit kesulitan mengingat jalan. Dan kemarin saat kami ingin membeli legen saya sudah bilang sama pak su kalau saya tidak ingat jalannya, hanya ingat rumahnya.
Cari cara dengan melihat lini masa di google map hape saya bulan Juli memang masih ada tapi sepertinya tidak akurat, sempat hampir adu mulut juga karena saya yang lupa jalan tapi sedikit di paksa mengingat-ingat. Para sepupu saya juga saya paksa menterjemahkan lini masa map di hape tapi tidak berhasil.
Dan keputusan terakhir kami langsung pulang aja, semua setuju. Tapi saat di jalan saya masih berusaha mengingat-ingat sembari ngoceh sendiri karena kesal. Ada satu persimpangan jalan yang saya feeling sekali kalau ini jalannya. Mobil pun belok kiri, dan akhirnya kami menemukan rumah penjual legen tersebut.
Tapi masih agak ragu juga saya turun sendiri dan menanyakan apa benar ini tempatnya, ternyata benar. Si penjual legen memang nggak membuka lapak di depan rumah, hanya saat ada pembeli baru legen nya di masukkan botol. Harga perbotol isi 1500 ml hanya 10k, awalnya saya ingin membeli 4 atau 5 botol tapi nggak ada karena harus di bagi dengan pemesan lainnya. Kata si penjual beli di sini sistemnya harus pesan dulu, Alhamdulillah saya masih di beri jatah 2 botol. Tapi karena saya suka nawar setengah memelas saya minta 3 botol dengan alasan kasian karena rumah saya jauh. Mungkin karena melihat perjuangan saya yang gigih si ibu memberi saya 3 botol dan saya bayar 30k, Alhamdulillah.. hehe..
Lega sudah mendapatkan legen kami pun pulang, saat masuk kecamatan Babat kami mampir dulu di pasar agrobis karena hari sudah gelap dan perut minta di isi, kami makan dulu di warung tenda Chi-Lhi, warungnya cukup ramai menunya juga bermacam-macam mulai dari tempe sampai ayam harganya juga standar. Setelah kenyang kami sempatkan jalan-jalan melihat keramaian pasar yang menjadi jujugan tengkulak yang berbelanja sayur, buah dan sebagainya dan akan di jual lagi di pasar esok hari. Setelah puas jalan-jalan kami pun pulang.
saya sangat bersyukur di usia yang baru menginjak 5 bulan baby Hazel anteng selama perjalanan dan nggak rewel sama sekali.
Dan, akhirnya tuntas sudah perjalanan kami berwisata hemat akhir tahun. Paling tidak kami bisa menandai hari terakhir tahun 2019 dengan sedikit bersenang-senang. Nantikan perjalanan kami selanjutnya ya..
Noted: niat awalnya, tulisan ini ingin saya publish sebelum pergantian tahun berlangsung sebagai catatan akhir tahun. Tapi apalah daya badan yang sudah lelah seharian berkeliling.
Dan akhirnya tulisan ini sebagai pembuka awal tahun saya, semoga kedepannya saya bisa membuat tulisan yang bukan hanya sebagai pengingat untuk diri sendiri tapi juga bermanfaat untuk orang lain.
27 komentar untuk "Liburan Hemat Penutup Tahun 2019 Yang Sempurna"
Seru ya bisa menghabiskan akhir tahunemgajak anak tamasya. Aku ngendon di rumah ikz.
Bayi kayaknya hepi dan enjoy banget yhaaa
Yuk yuk, kapan main ke Surabaya lagiii?
Semangat 2020 mba.
Harus masuk catatan wajib travelling kesana nih
Aku penasaran nih sama bentuk si legen itu. Hihihi ... Coba ya ikutan diposting gambarnya.
Liburan yg paling seru memang dgn anggota keluarga ya.
Bisa meningkatkan bonding
Sebenarnya beruntung ya kami Di Bali deket pantai kemana-mana.
Malah saya liburannya milih ke Malang yg gunung.